Perkembangan mental anak banyak dipengaruhi banyak faktor selain faktor genetik, asupan gizi dan faktor eksternal berupa keluarga dan lingkungan…
Bisa kita bandingkan anak-anak yang tumbuh dari di lingkungan keluarga yang tidak harmonis kadang mengalami sedikit perubahan mental seperti sulit diajak berbicara, pendiam dan pemurung… Anak-anak punya hak untuk didengarkan, jadi biasakan kita mencoba untuk menciptakan dialog kepada anak-anak bukan perintah atau aturan yang harus selalu mereka taati… Anak-anak adalah manusia yang sedang tumbuh dan berkembang, dimana dia harus beradaptasi dengan semua hal termasuk Lingkungan dan karakter dari masing-masing orang yang dikenalnya… Semakin dini kita mengajak dialog anak-anak…semakin respon anak-anak dengan kita…sehingga anak-anak lebih mengenal kita dan lebih peka dengan kondisi yang dihadapi Saat ini banyak keluarga modern yang menggantikan komunikasi dengan gadget yang dianggap lebih praktis dan bisa menghibur si anak…tapi perlu di ingat Gadget adalah sebuah alat yang tidak menggantikan kehadiran kita… Anak-anak kadang hanya butuh pelukan hangat dari kita…hanya butuh senyuman kecil dan sebuah sorot mata teduh yang membuat mereka nyaman dan tenang… Berusahalah dekat dengan anak-anak…karena mereka adalah makhluk kecil yang selalu butuh Perhatian dan lindungan… mereka juga butuh banyak jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dari mulutnya yang mungil akan hal-hal baru yang dia temui… Jadi…mulai sekarang ajak anak bicara…
0 Comments
Bermain indoor (dalam ruangan) dan outdoor (luar ruangan) memiliki manfaat. Masing-masing memiliki ciri yang unik. Namun keseimbangan kegiatan indoor dan outdoor tetap dijaga.
"Dari survei yang dilakukan, dalam beberapa dekade terakhir, ada kecenderungan anak-anak lebih banyak bermain indoor," kata psikolog Mayke Tedjasaputra. Kemajuan teknologi, salah satu faktor yang ikut memberikan andil anak banyak bermain indoor. Gadget bisa menyihir, sangat memukau buat anak-anak, remaja, dan orang dewasa untuk duduk diam menikmati gadgetnya. Selain itu faktor keamanan seperti aman dari penculikan, bahaya terluka atau cidera bila bermain outdoor yang membuat akhirnya orangtua lebih senang anaknya bermain indoor ketimbang outdoor. American Academy of Pediatrics merekomendasikan setiap hari anak bermain bebas selama 60 menit. Setelah sekian jam duduk diam di dalam kelas, tubuh anak-anak perlu bergerak. Kegiatan bermain outdoor memberikan kesempatan tubuh aktif bergerak, lebih sehat, lebih terampil, fleksibel, dan melibatkan lebih dari satu anak. "Ekspresi anak-anak yang bermain fisik akan lebih happy, senyum, dan lebih ceria. Bermain bebas di luar membawa dampak positif," kata Mayke. Permasalahan di kota besar, dimana tempat bermain outdoor terbatas harus dicarikan solusi. "Walaupun terbatas, masih ada taman-taman yang membuat anak-anak bisa bermain bebas. Orangtua bisa mengajak tiap weekend. Tapi sebenernya lebih banyak orangtua yang implusif terlalu takut bila anaknya terjatuh, kotor, dan keamanan," kata dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Menurut psikolog Roslina Verauli, terpenting memberikan pengertian pada orangtua akan pentingnya bermain bebas bergerak. Jika sudah sadar, dengan sendirinya orangtua akan mencari celah dan solusi dengan kondisi yang ada. Bagaimana dengan anda? disadur dari : TRIBUNNEWS.COM Bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, tidur adalah hal penting yang memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan mereka. Jika tidak terpenuhi, perilaku anak bisa terpengaruh.
Tiap golongan umur anak memiliki kebutuhan tidur yang berbeda. Semakin besar anak maka akan semakin berkurang kebutuhan tidurnya. Bayi baru lahir dapat tidur selama 18-20 jam dalam sehari, anak umur satu hingga lima tahun butuh tidur sekitar 10-14 jam, dan remaja usia sekolah tidur sekitar 10 jam. Jika kebutuhan tidur anak tidak terpenuhi, ada dampak negatif yang bisa muncul pada anak. Perilaku agresif, rewel, dan turunnya prestasi adalah contoh dari dampak negatif tersebut. "Dampaknya mengantuk, jadi nakal, rewel, jadi gangguin temennya terus," ujar dr Andreas Prasadja, pakar kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran Selain mengalami dampak langsung, anak yang kekurangan tidur juga memiliki pengaruh pada orang sekitarnya. Anak akibat kurang tidur misalnya akan sulit mencari teman karena perilakunya agresif. Dr Rini Sekartini, SpA, dokter spesialis anak di RSIA Bunda Jakarta menambahkan, kurang tidur selain pada anak juga berdampak pada keluarga terutama orangtua. Orangtua anak dapat mengalami gangguan dan pada akhirnya akan mengganggu kualitas kerja dan kualitas hidup keluarga. Masalah kurang tidur pada anak dapat muncul akibat gangguan kesehatan. Akibat badan yang tidak sehat, anak dapat sulit tidur. "Bila terjadi gangguan tidur, yang pertama dicari adalah apakah ada masalah medis, seperti anak demam, sakit gatal-gatal, sering batuk terutama malam hari, sakit gigi atau tumbuh gigi atau saat anak mengalami diare. Pada keluarga dengan riwayat alergi harus dipastikan bayi terkena alergi dalam bentuk apa?" kata dr Rini. Di sadur dari : detik health |
Archives
December 2017
Tri HariantoSeorang Pekerja Seni yang peduli dengan dunia anak-anak. membuat buku teknik menggambar agar anak-anak punya wawasan dalam berkreasi dalam mengembangkan imajinasinya. |